Kamis, 08 November 2012

Senyuman Akhir Penderitaan

            Hidup sejahtera dan banyak harta telah diraihnya sekarang. Pria berusia 30 tahun, yang sebentar lagi akan menikah dengan tunangannya yang sangat cantik. Saat ia sedang melamun melihat kolam renang dari jendela kamarnya di lantai dua. Ia mengingat banyak hal sedih dan sulit yang telah dilaluinya. Andi yang dahulu tinggal dengan seorang ibu dan seorang kakak laki-laki. Hidup di sebuah rumah kecil dari bilik bambu. Karena tidak sanggup membayar biaya pemasangan listrik, terpaksa harus meminta penyaluran listrik dari tetangganya. Dan membayar biaya listrik tersebut kepada tetangga yang sudah dianggap saudara oleh keluarganya. Listrik Itu pun hanya digunakan untuk kamar tidur saja. Karena ibunya khawatir Andi dan kakak nya tidak dapat belajar. Sedangkan ruangan yang lainnya hanya mengandalkan sinar dari petromak.
       Ibu Andi adalah seorang kuli nyuci dan setrika di kampungnya. Ibu Andi berjuang keras untuk menyekolahkan anak-anak nya. Ayah Andi sudah lama meninggalkan mereka. Dari semenjak Andi berumur satu tahun, ia sudah tidak punya ayah.  Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda kaya yang tinggal di seberang desa nya. Walau sekarang ayahnya sangat kaya, ayahnya tidak pernah mengirimkan uang untuk keluarganya. Ibu Andi sudah beberapa kali meminta nafkah kepada mantan suaminya itu, tetapi ia malah mengusir ibu Andi dan memarahi nya. Semenjak kejadian itu, ibu Andi selalu berusaha membesarkan anak-anaknya dengan jerih payahnya sendiri. Ia berharap anak-anaknya bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi agar bisa mendapatkan pekerjaan yang mulia dan hidup sukses.
             Jika sarapan, keluarganya hanya makan gabah yang dibuang dari tetangganya. Makan siangnya, karena tak punya uang, mereka mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, mereka kembali harus memakan gabah yang sudah diolah oleh ibu nya. Jika ada uang lebih, mereka baru bisa makan nasi dan tempe. itu pun hanya Andi dan kakak nya saja yang makan. Ibu nya selalu tidak ikut makan. Jika ditanya kenapa ibu tidak makan, ibunya selalu menjawab sudah kenyang. Mereka tidak tahu kalau ibunya berbohong hanya untuk menyisihkan jatah makan nya untuk keesokan harinya. Agar Andi dan kakaknya tidak terus makan gabah yang tidak sehat.
            Meski sangat miskin, Andi punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah ke perguruan tinggi.  Jarak rumah Andi ke sekolah hampir 3 kilometer. Namun itu dapat ditempuhnya hanya dengan berjalan kaki. Ia tidak mau ibunya memberin uang jajan yang berlebihan. Karena ia takut ibunya tidak dapat membayar listrik, serta bayaran sekolah kakak dan dirinya.
            Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Andi berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal di Surabaya. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Setelah semester 5, Andi mulai mengajar les privat. Andi sering telat saat jam mengajar, karena ia harus naik angkutan umum berkali-kali menuju rumah muridnya. Namun, karena kegigihanya mengajar, dan banyak murid yang sangat senang diajarkan olehnya, ada salah satu orang tua dari murid tersebut yang memberikannya sebuah sepeda motor.
            Andi merasa sangat bersyukur karena ia dapat menuju kampus dan tempatnya mengajar tanpa harus naik angkutan umum berkali-kali yang menyita banyak waktu. Walaupun sepeda motor itu adalah sepeda motor yang sering sekali mogok, karena usianya yang sudah sangat tua. Sepeda motor itu sudah tidak dipakai lagi oleh pemiliknya, oleh karena itu ia memberikannya kepada Andi.
            Hari wisuda pun tiba, dimana itu adalah hari yang sangat ia tunggu-tunggu. Andi mendapat berita bahwa ia adalah mahasiswa dengan nilai terbaik dari fakultas nya. Ia pun tidak sabar menunggu kehadiran ibu dan kakaknya. Lama sekali mereka datang, padahal hampir semua temanya sudah duduk bersama kedua orang tuanya. Kakaknya yang sudah bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan swasta, saat itu hanya hadir seorang diri. Andi pun penuh tanda tanya dalam hati. Kemana seorang ibu yang sangat dicintainya itu?? Karena ia ingin sekali ibunya melihat ia naik ke mimbar untuk penyerahan penghargaan mahasiswa nilai terbaik dan memberikan pidato singkat.
            Pada saat Andi menanyakan keberadaan ibunya, kakaknya hanya menjawab bahwa ibunya tidak bisa datang karena sakit. Andi merasa sangat sedih. Namun ia tidak bisa mengelak, mana mungkin ibunya yang sedang sakit dipaksa harus datang ke acara wisuda itu. Setelah acara wisuda selesai, semua mahasiswa berfoto-foto dengan keluarganya. Namun Andi yang sedang khawatir dengan keadaan ibunya, meminta kakaknya segera pulang bersamanya. Namun, saat dalam perjalanan pulang. Kakak Andi mulai bercerita, ia mengatakan kepada Andi bahwa ibu nya telah meninggal.
            Saat itu, Andi yang tinggal di kos-an agar dekat dengan kampusnya, tidak mengetahui kalau ibunya selama ini menutupi penyakitnya. Ia selalu berpura-pura sehat dihadapan Andi dan kakak nya. Ternyata, tetangga yang sudah dianggap saudara oleh Andi itu mengatakan bahwa ibunya sudah lama mengidap penyakit magh kronis. Kata dokter, itu disebabkan karena ibu Andi sering menahan rasa lapar sampai berhari-hari.
            Kakak Andi berusaha menenangkan hati Andi. Ia mengajarkan Andi rasa ikhlas yang tulus. Andi pun dapat tegar menerima kenyataan pahit itu. Mereka pun bersama menuju ke pemakaman ibu yang sangat dicintainya itu. Hal yang tidak pernah Andi bayangkan, disaat hari kesuksesanya akan dimulai. Justru orang yang menjadi semangat hidupnya tidak dapat menyaksikan dan merasakan kesuksesanya itu.
            Lamunan Andi buyar karena tunanganya yang tiba-tiba memegang pundaknya dari belakang. Tunanganya terkejut saat Andi membalikkan badan. Mata Andi basah seperti habis menangis. Andi pun akhirnya menceritakan kisah sewaktu kecilnya yang sangat pahit. Tunangan Andi menanggapi Andi dengan sangat serius. Ia makin sangat bangga dengan Andi. Ia pun menangis mendengar cerita Andi calon suaminya itu. Ia tidak menyangka Andi seorang General Manager di sebuah perusahaan besar di Jakarta berasal dari keluarga yang sangat miskin. Tunanganya hanya tahu, kalau Andi adalah pria yang sangat mapan. Tinggal disebuah rumah mewah nan megah. Mercy keluaran terbaru adalah yang tiap hari mengantarkannya ke kantor, dan membelikan apapun yang diinginkannya.
            Kini mereka akan menempuh hidup baru. Andi akan hidup dengan seorang wanita cantik keturunan Belanda. Tunanganya sangat baik dan lembut hati nya. Tunangan Andi mengatakan bahwa ia akan berusaha menyayangi Andi seperti ibu nya menyayanginya. Senyuman bahagia pun terpancar dari wajah Andi. 

Tulisan 3
Nama  : Meta Puspita Sari
NPM    : 14611442
Kelas   : 2Sa04

2 komentar: