Minggu, 15 Maret 2015

Tugas 1 - Penerjemahan Berbantuan Komputer #


ORIGINAL TEXT

Destinations to visit just beyond New York City

Just an hour from the Big Apple you'll find picture-perfect towns, pretty landscapes and historic monuments. The shopping, the shows, the perfectly manicured parks, the coffee shops and restaurants that stay open thrillingly late are what define New York. That said, it’s not called the city that never sleeps for nothing, and sometimes all that hubbub – from the taxis that view pedestrians as a minor inconvenience to the neon onslaught of Times Square – can be overwhelming.

So for a little calm, we went upstate to the Hudson Valley, which stretches from Manhattan’s West Side to the state capital at Albany and beyond. Crossing the George Washington Bridge (the view from here is amazing) we veered briefly into New Jersey, heading north, past the suburbs of Westchester, the West Point military academy and scattered locales with names recalling early Dutch settlers. One of the earliest areas to be settled by Europeans in the 17th century, the Hudson Valley stood at the forefront of American trade and the advance westward. Today it’s known as an area of genuine natural splendour; dense forest with looming mountains and clear water below.

Just an hour from Manhattan by car or train (the Metro North from Grand Central station follows this route) was the tiny riverside town of Cold Spring, immortalised by 19th Century landscape painters from the Hudson River School, and as picture perfect a pastoral scene as those canvases make out. The town is all clapboard houses and coffee shops and antiques stores in which to while away the time. Hardly a hub of activity, but an ideal spot to take in the gorgeous landscape, which includes the Catskill Mountains – of Dirty Dancing fame – across the water. This part of the Hudson is ideal for cyclists, hikers, watersports lovers and wildlife-spotters especially at Bear Mountain State Park. We headed further upstate, towards Hyde Park, a place, it transpired, on a par with its namesake in London.


TRANSLATION TEXT

Tempat tujuan saat mengunjungi indahnya Kota New York
Hanya satu jam dari Big Apple kamu akan menemukan gambaran kota-kota yang menakjubkan, pemandangan yang indah, dan monumen-monumen bersejarah. Pusat perbelanjaan, tempat pertunjukan, taman yang terawat, kedai kopi, dan restoran yang tetap buka sampai larut malam adalah apa yang mendefinisikan Kota New York. Konon, kota itu disebut kota yang tidak pernah tidur, dan terkadang semua keriuhan itu—dari banyaknya taksi yang melihat pejalan kaki sebagai ketidaknyamanan kecil dari lampu yang menyinari Times Squaredapat menjadi luar biasa.

Menuju ke suasana yang sedikit tenang, kita pergi ke bagian utara Hudson Valley, yang membentang dari Manhattan’s West Side ke ibukota negara di Albany dan sekitarnya. Menyeberangi Jembatan George Washington (pemandangan dari sini sangat menakjubkan) kami berbelok ke New Jersey, menuju utara, melewati pinggiran Westchester, akademi militer West Point dan daerah-daerah yang tersebar dengan nama-nama untuk mengenang hunian pertama kali para imigran Belanda. Salah satu daerah yang pertama kali didiami oleh orang-orang Eropa pada abad ke-17, Hudson Valley merupakan pusat perdagangan Amerika dan kemajuan Amerika sebelah barat. Saat ini tempat itu dikenal sebagai daerah yang memiliki keindahan alam sesungguhnya; hutan lebat dengan gunung-gunung yang menjulang tinggi dan air bersih di bawahnya.

Hanya satu jam dari Manhattan, dapat dijangkau dengan mobil atau kereta api (kereta Metro North dari stasiun Grand Central mengikuti rute ini) adalah kota kecil tepi sungai Cold Spring, diabadikan oleh para pelukis pemandangan alam di abad ke-19 yang berasal dari Hudson River School, dan sebagai gambaran sempurna dari pemandangan kehidupan desa yang dibuat di atas kanvas. Di kota ini kita dapat mengisi waktu dengan mengunjungi rumah papan, kedai kopi dan toko barang-barang antik. Walaupun tempat ini menjadi pusat kegiatan, namun tempat ini tetap menjadi tempat yang ideal untuk mengambil gambar pemandangan yang sangat indah, yang mana termasuk pemandangan di Pegunungan Catskill—Dirty Dancing yang sangat terkenal—di atas air. Daerah bagian Hudson ini sangat cocok untuk pengendara sepeda, pendaki gunung, pecinta olahraga air dan para pemburu satwa liar terutama di Bear Mountain State Park. Selanjutnya kita menuju ke bagian utara, menuju Taman Hyde, sebuah tempat, yang namanya seperti nama tempat di London.

Name    : Meta Puspitasari
NPM     : 14611442
Class     : 4sa04



Sabtu, 14 Maret 2015

Pengalaman pertama ke Periplus

Menjelang skripsi, jadwal hang out di perpustakaan semakin padat. Karena udah semester 8, tentunya jadwal kuliah pun udah agak merenggang. Tapi sayangnya, cuma jadwal masuk kuliah aja yang renggang, tapi badan gue enggak. Gue belum bisa merenggangkan badan gue karena buuuanyaknya tugas dari dosen dan tuntutan untuk buat skripsi. Tentu kepercayaan yang diberikan rektor kampus untuk buat skripsi gak akan gue sia-sia in. Karena sedikit berbeda dengan kampus-kampus lain di Indonesia, kampus gue tuh punya peraturan sendiri dalam hal penulisan skripsi. Di jurusan gue, (Sastra Inggris) SK (Surat Keputusan) untuk penulisan skripsi hanya diberikan pada mahasiswa/i yang IPK nya minimal 3.0, sedangkan untuk jurusan IT min 3,25, jurusan psikologi min 3,30, dan jurusan-jurusan lainnya yang gue belum tahu standar minimal IPK untuk dapet SK Skripsi. Mengingat hal itu, of course, I'll do anything for my thesis. Beberapa kampus yang ada jurusan Sastra Inggris nya gue datengin, termasuk salah satunya adalah kampus UNJ.

Pagi-pagi gue ke kampus UNJ sama my classmates, Rahmah dan Mita. Perjalanan kesana kita naik bus TransJakarta (naik TrasnJakarta ya guys, jangan bilang naik busway). Sampe di kampus UNJ kita langsung cus ke perpustakaan jurusan bahasa Inggrisnya yang terpisah dari perpustakaan pusat. Sayangnya, gue dan classmates ga dapet contoh skripsi dan buku-buku yang kita mau di sana. Alhasil, kita disana ga bertahan lama. Bagi kalian yang mau ke perpus UNJ, perpustakaan disana letaknya kurang strategis, ada di lantai 2 di gedung sebelah perpustakaan pusat. Lebih baik kalian tanya sama mahasiswa yang ada disana biar gak bingung. Masuk ke perpus nya tuh sederhana aja. Lo buka pintu nya dulu biar bisa masuk, terus titipin tas lo di loker, dan lo udah bisa langsung baca-baca buku atau skripsi disana. Buat yang mau liat contoh skripsi tentang linguistik, disini masih lumayan banyak tapi buat yang mau skripsi tentang sastra, kayaknya lebih lengkap di perpustakaan UI. Sedangkan masukan untuk yang lagi cari buku-buku yang berhubungan dengan bahasa, lo lebih baik ke perpustakaan Atmajaya di Semanggi. Disana lengkap banget buku-bukunya. Recommended!!! Eh, kok gue gak promosiin perpustakaan kampus gue ya? hahaha. Sebenernya bukan gak mau rekomedasiin perpustakaan kampus gue, cuma dosen-dosen gue bilang kalo perpus Gunadarma yang paling lengkap tuh di kampus H Depok. Itu lokasi nya jauh banget dari rumah gue, jadi gue belum menyempatkan diri buat kesana, makanya ga rekomendasiin. wkwk

Perasaan, judulnya tentang pengalaman ke Periplus tapi kok daritadi gak cerita yah. Back to topic..Gue balik dari UNJ langsung cus ke Kelapa Gading. Mau ngapain gue kesana? Jawabnya: gue mau ke Mall Kelapa Gading. Cieeee ke mall, pasti mau belanja ya? Dengan tegas, gue jawab: Gak lah, gue mau ke toko buku keleuuss (sok banget jawabnya) haha. Sebenernya sih gue mau temenin temen gue Rahmah cari novel versi bahasa Inggris buat bahan skripsi nya. Berarti bukan gue ya yang cari buku. Sampe mall nya kita langsung ke MKG 3. Menurut informasi dari temen sekelas, disitu ada toko buku yang nyediain banyak buku-buku berbahasa Inggris. Nama toko nya Periplus. Letaknya itu di MKG 3, Lantai 1, depan Food Hall, sebelah toko kaset (ini balasan sms dari orang yang kasi info letak toko Periplus saat temen gue Rahmah sms dia).

Sampe lah gue di Periplus, dan gue seneng banget tau toko ini. Di periplus banyak buanget novel-novel best seller versi bahasa Inggris. Buat kalian anak sastra yang cari novel berbahasa Inggris, ini tempat recommended. Dan yang lebih menariknya lagi, kalo lo mau novel tapi novel yang lo mau gak ada di periplus MKG, komputer milik periplus bisa langsung terhubung dengan periplus yang ada di Senayan atau pusatnya, dan kalo novel/buku yang lu mau tersedia disana, lo langsung bisa pesan dan tuh buku langsung dikirim ke rumah lo. Siapa yang ngirim? Mas-mas periplus? Hellooo, ya enggak lah, itu sih mau nya elo. haha. Yang ngirim tetap mas-mas kok (buat yang cewe), tenang aja. Tapi mas-mas TIKI. hehehe..

Saat pemesanan buku, lo tinggal pilih buku yang lo mau di komputer, registrasi nama & alamat, pilih mau di kirim via apa (TIKI, dkk), lalu kalo udah oke langsung bayar di kasir. Keunggulan nya lagi belanja buku di periplus, harganya tuh lebih murah dari pada Gramedia. Lo juga cuma dikenain biaya Rp.7500 buat ongkir nya kalo lo pake jasa TIKI. Sedikit cerita: waktu itu temen gue cari novel judul "Carrie" yang versi bahasa Inggris nya udah gak ada di Gramedia karena itu novel udah terbit lama. It turned out, di periplus masi sedia novel lama juga. Enak bukan? apalagi kalo kalian yang mau cari novel buat bahan skripsi. Jadi sedikit terbantu dengan kehadiran toko buku Periplus ini. Kenapa gue jadi promosi ya? Sumpah gue gak dibayar sepeser pun buat promosiin toko buku Periplus. Yauda, sekian dulu pengalaman gue ke periplus. Sekarang waktunya fokus skripsi lagi. See you